Kesalahan Ibu Dalam Mendidik Anak Yang Dapat Menimbulkan Dampak Buruk Pada Anak
Sahabat
Dunia Islam, mungkin banyak dianara kita yang kurang tau bahkan ada
sebagian ibu yang tidak tau mengenai kesalahan ibu dalam mendidik anak
yang dapat menimbulkan dampak buruk pada anak kita. Baik dalam perbuatan
maupun perkataan walaupun terkadang seringkali terlihat sepele padahal
sebenarnya memiliki efek yang berbahaya untuk psikologis anak.,
sebenarnya apa saja sih kesalahan ibu dalam mendidik anak yang sering
kali dianggap sepele yang di ambil dari majalah ummi. Mari kita simak
bersama:
- Tidak memperhatikan ketika anak bicara
Ini adalah kesalahan fatal. Ibu asyik
menonton ketika anak mengajak bicara. Atau, ibu seru dengan gadget
ketika anak ingin diperhatikan. Malah terkadang menghardik anak karena
merasa mereka sungguh mengganggu.
Sahabat Ummi, sebaiknya ketika anak
mengajak ibu berbicara, tataplah matanya dan beri ia perhatian dengan
benar-benar menyimak perkataannya. Beri sentuhan dan pelukan jika
diperlukan.
Memang anak-anak sering kali terlalu
cerewet dan terus-menerus mengulang pertanyaan yang sama, mungkin ibu
merasa jengkel, tapi sadarilah bahwa waktu itu tak akan kembali. Mereka
akan segera tumbuh dewasa dan kita kehilangan momen kecil mereka.
Maka, hentikan dulu kegiatan menonton,
mendengar musik, atau bermain sosmed ketika anak mengajak kita untuk
bercerita. Seorang ibu yang mau mendengarkan anak-anaknya kelak akan
merasakan manfaatnya.
Ketika anak tumbuh remaja, mereka akan
merasa nyaman untuk bercerita pada ibunya ketimbang teman di sekolah.
Mereka akan tumbuh menjadi anak yang cukup kasih sayang dan perhatian,
sert menjadi anak yang percaya diri karena mendapat sokongan penuh dari
ibunda tercint sejak kecil.
Maka mulai sekarang, beri perhatian ketika anak mengajak mengobrol.
- Membantu anak mencari ‘kambing hitam’
“Uuuh, dedek jatuh yaa, ini lantainya nakal, mama pukul nih lantainya!”
Cara seperti ini mungkin terlihat lucu dan membuat anak berhenti menangis, tapi secara psikologis anak akan segera menirunya.
Anak cepat belajar bahwa ketika ada sesuatu yang tidak beres, carilah kambing hitam untuk dipersalahkan!
Tidak mengherankan ketika ia tumbuh
besar, anak akan menjadi pribadi yang selalu mencari-cari kesalahan pada
orang lain ketimbang diri sendiri.
Jadi, daripada berbuat demikian, lebih
baik ibu langsung memeluk anak dan mengatakan padanya untuk
berhati-hati, “Kalau adik lebih hati-hati berlarinya, in syaa Allah
tidak akan terjatuh! Lain kali lebih hati-hati ya sayang…”
- Merapikan barang yang habis dimainkan anak
Memang cara ini lebih cepat dan efektif
membuat rumah rapi, tapi sadarilah bahwa terus-terusan membereskan
mainan anak yang bergelimpangan di lantai sama saja membentuk kebiasaan
anak untuk tidak disiplin.
Sebagai ibu, kita perlu mendidik anak
agar memiliki karakter disiplin. Boleh mainan dengan berantakan, tapi
setelah itu harus dirapikan sendiri. Ajari anak untuk membereskan
barang-barangnya dengan cara yang menyenangkan.
Jangan selalu menjadikan diri ibu
sebagai super hero yang selalu membereskan masalah anak-anak. Makanan
berantakan, ibu yang membereskan. Mainan berhamburan, ibu juga yang
membereskan. Kapan anak-anak diajarkan untuk mandiri dan
bertanggungjawab?
Kita perlu menyadari bahwa suatu saat
kita tidak akan ada lagi di dunia ini, jangan sampai meninggalkan
anak-anak yang lemah dan tidak bisa apa-apa tanpa ibu mereka.
- Menyelak antrian
Banyak ibu yang justru mengajarkan anak
untuk menyelak antrian, misalnya ketika memasuki kereta, ketika sedang
antri membeli tiket, antri membayar di kasir, antri di SPBU, atau bahkan
ada juga ibu yang menyelak lampu merah di jalan raya padahal sedang
membonceng anak.
Sesungguhnya ini adalah hal yang
terlihat lumrah di Indonesia, tapi menjadi akar ketertinggalan kita
dibandingkan negara maju. Anak-anak di negara maju justru diajarkan
untuk tertib mengantri, mereka malahan malu jika menyelak antrian.
Maka, sadarilah ibu bahwa mendidik anak
perlu dengan mencontohkan langsung. Katakan pada mereka untuk belajar
bersabar dan menghargai hak orang lain dengan mengantri dan menunggu
giliran.
- Hampir selalu meminta kakak mengalah pada adik
Satu hal lagi yang terlihat sepele padahal berdampak besar adalah kebiasaan ibu menyuruh kakak untuk mengalah pada adik.
Ketika kakak sedang asyik bermain boneka
dan kemudian adik memintanya, biasanya ibu akan memenangkan adik dan
sang kakak harus merasa dongkol karena ia selalu dikalahkan.
Cobalah untuk membuat aturan baru, siapa
pun yang sudah duluan bermain, maka yang ingin memakai mainan tersebut
harus sabar menunggu giliran. Hal ini justru lebih adil daripada
terus-menerus menyuruh sang kakak mengalah tanpa ia paham mengapa
dirinya harus selalu mengalah, padahal ia tidak pernah meminta
dilahirkan duluan.
Biarkan kakak dan adik saling menyayangi
dan berbagi, juga ajarkan mereka untuk saling menghormati dan
menghargai. Kakak tidak harus selalu mengalah, adik tidak harus selalu
kolokan, semuanya tergantung didikan dari ibu dan ayah.
Semoga postingan ini bermanfaat.
sangat bermanfaat infonya
BalasHapusThanks admin infonya
BalasHapus